Buka jendela menghirup udara pagi yang berembun setelah diguyur hujan semalaman. Sejuk, tenang dan damai.
Kemudian ku buka laptop di atas sandaran sofa oranye tempat ku biasa menghabiskan waktu. Sembari laptop menyala, ku menatap ke depan layar jendela. Mendung dan hijau, itu yang ku baca dari cuaca hari ini melalui pintu dan jendela.
Taman di bawah sana semakin hijau, teman mereka semakin banyak, bunga kamboja bermekaran dengan indah. Hati sempat berkata, pemadangan ini lagi. Tapi kemudian renungan itu mengusik hati. “Pemandangan ini lagi”. How dare I am! Harusnya saya bersyukur bisa duduk nyaman memandangi taman hijau dan kelopak bunga yang bermekaran di ujung sana. Saya bisa dengan nyaman membuka laptop, duduk di sofa empuk, menghirup udara segar dengan pemandangan hijau, dan kala malam bisa duduk bersandar bertatapan dengan bulan.
Terlintas bayangan seorang bocah kecil di kampung kecil yang bangun tidur hanya menggunakan celana dan singlet usangnya, pergi ke halaman belakang rumah, duduk di atas kursi kayu yang terbuat dari potongan pohon kelapa, licin karena baru diguyur hujan. Kakinya menapaki lumpur coklat dengan perut keroncongan. Ia membawa sebuah buku tulis dan pensil yang hampir habis hingga ujungnya. Ia menatap jauh ke belakang, di antara pohon-pohon kelapa yang menjulang. Kala itu dia terdiam, tapi ia senang.
Tidak perlu penerangan, tidak perlu sinyal. Dia bisa menulis dengan sebatang pensil apa yang ada di kepalanya.
Lalu, saya disini duduk nyaman, wifi menyala kencang, makanan di kulkas tersedia. Lalu apa lagi yang tidak bisa saya syukuri? Apa lagi yang bisa membuat saya berkecil hati?
Saya terdiam, mencoba menghirup udara lebih dalam. Seringnya kita lupa setiap nikmat yang kita punya. Ketika itu sudah tidak ada, kita merindukan masa yang lalu. Tapi waktu hanya berjalan sekali pada kodratnya. Ia tak mampu berulang, dan juga tak mampu dicepatkan. Ia berjalan sebagaimana seharusnya. Kita manusia, bersyukurlah!
Bahagialah dengan yang kamu punya, dengan hari ini. Karena kita tak bisa mengharapkan apa-apa yang di masa lalu, tidak pula bisa berharap usia panjang untuk masa yang depan.
Selamat hari Rabu :)